Kata Savills Indonesia, rukan modern. Rukan atau rumah kantor sejatinya telah eksis sejak pertengahan 1990-an.
 |
| Contoh Rukan Modern |
Jenis properti yang satu ini kemudian mengalami perubahan revolusional pada tahun 2010 ke belakang. Rukan tidak lagi dianggap sebagai rumah toko yang dikombinasikan dengan fungsi pergudangan dan juga ritel saja, melainkan untuk perkantoran juga.
Baca Juga : Koreksi Harga Ruang Perkantoran di Jakarta Terus Berlanjut
Desainnya pun dibuat lebih serius dengan titik berat konstruksi yang atraktif, estetis, bahkan sudah dilengkapi dengan lift. Beberapa rukan bahkan dilengkapi dengan perangkat teknologi canggih terkini sebagai pendukung aktivitas perkantoran.
Antos Sitorus, selaku Head of Research Savills Indonesia menuturkan, di pinggiran kota Jakarta, perkembangan rukan modern lebih populer daripada perkantoran yang dijual secara strata.
Hal ini karena rukan menawarkan kepemilikan penuh dan juga jelas dari seluruh bangunan (en bloc), menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dan kebebasan penggunaan sesuai izin.
"Selain itu, rukan juga populer untuk bisnis baik yang dijalankan secara kekeluarga, ataupun profesional macam investor. Rukan juga menawarkan eksposur dan visibilitas yang lebih besar, hal yang penting untuk perusahaan yang berasal dari industri perbankan dan perdagangan," kata Anton.
Rukan juga sudah sejak lama dianggap sebagai jaminan yang lebih kuat untuk pembiayaan dan pinjaman perbankan karena status hak guna bangunan (HGB)-nya.
Dalam catatan Savills Indonesia, ada sekitar 500.000 meter persegi rukan di pinggiran Ibukota Jakarta yang dikembangkan sejak tahun 2015.
Baca Juga : Ruang Perkantoran Grade A Makin Diminati
Termasuk di antaranya adalah Cengkareng Business City, Signature Office Tower PIK, Foresta Business Loft, Duta Indah Iconic Office, Landmark Pluit, dan juga Altira Business Park.
Ke depan, menurut Anton, rukan modern bisa menjadi instrumen investasi yang menjanjikan dengan tingkat pengembalian lebih cepat serta menarik.
Rukan juga bisa menjadi alternatif bagi para investor atau perusahaan rintisan (startup) yang baru berkecimpung dalam bisnis perkantoran.
Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar